Hari-hari Baik Bercocok Tanam sesuai dengan
Perhitungan Saptawara
dan
Tata
Cara Mengerjakan Sawah Berdasarkan Saptawara dan
Pancawara
A.
Tata
cara mengerjakan sawah berdasarkan Saptawara dan pancawara:
·
Bila hari Selasa
Umanis baik untuk membajak.
·
Senen Wage muali
membibit padi.
·
Rabu Kliwon memperbaiki
pematang dan pembatas.
·
Selasa Wage memperbaiki
parit.
·
Kamis Umanis
menanam.
·
Hari Minggu
menata tanaman dari arah Barat Daya.
·
Hari Jumat
membersihkan pematang dengan parang khusus.
·
Senin memotong padi
dari arah Timur Laut.
·
Kamis mulai menaikkan
padi di Lumbung atau sejenisnya.
·
Senin dan Kamis
mulai menurunkan padi.
Ini adalah perhitungan Saptawara yang dipakai
pedoman bersawah agar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh semua lapisan
petani.
Bila mulai mengerjakan pekerjaan sawah jangan pada
hari Minggu dan Kajeng, selain hari-hari itu boleh, membawa
cangkul dan canang dua buah, haturkan disertai dengan sapaannya:
“Duh
Ibu Pratiwi, titian nunas bekel ring Ibu, mangda rahayu”.
B.
Hari-hari
baik bercocok tanam sesuai dengan perhitungan Saptawara.
·
Minggu hari menanam
tanaman beruas-ruas (berbuku-buku).
·
Senin menanam jenis
umbi-umbian.
·
Selasa menanam
menghasilkan daun.
·
Rabu menananm
jenis-jenis bunga.
·
Kamis menanam
biji-bijian.
·
Jumat menanam
buah-buahan.
·
Sabtu membuat pagar
turus.
Berikut petani yang tidak sesuai dengan tata cara
bekerja di sawah seperti tidak menunjukkan simpati sesame petani, pemarah, iri
hati, culas, mengalahkan batas, memperlebar pematang sendiri, memperkecil jalan
air, mengalahkan sungai, membunuh parit dengan tujuan agar memperluas sawah
sendiri.
Bila ada petani yang berperilaku seperti itu dikutuk
oleh Sang Hyang Kala Ibu Prathiwi, Sang Kala Dashabumi, belum dapat
dinikmatinya sudah tertimpa penyakit orang itu. Hal ini yang harus diingat,
jangan sampai menentang ajaran ini.
Sumber:
Lontar Gedung Kirtya, Buleleng, Singaraja, Bali.
Sumber Gambar: https://rafkizainilphotography.wordpress.com/tag/rice-fields/
Komentar
Posting Komentar