Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Cara Penamaan di Bali

Bali Memiliki Cara Tersendiri Dalam Menamai Anak-Anak Atau Keturunannya Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau. Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan, suku, ras dan agama. Setiap suku dari daerah masing-masing pastinya mempunyai kebudayaan tersendiri salah satunya adalah pulau Bali. Ba li memiliki berbagai macam kebudayaan mulai dari suku, agama, adat istiadat yang masih di pegang teguh . Berfokus pada suku, di Bali yang  mayoritas menggunakan bahasa Bali juga memiliki cara tersendiri dalam menamai anak-anak  atau keturunannya. Berikut ini T ata Cara Penamaan  di Bali  : a.      Untuk membedakan jenis kelamin, masyarakat Bali menggunakan awalan “I” untuk anak laki-laki dan awalan “Ni” untuk anak perempuan b.       Untuk anak pertama, biasanya diberi awalan “Wayan”, yang diambil dari kata "wayahan" yang artinya "tertua / lebih tua / yang paling matang". Selain Wayan, nama depan untuk anak pertama juga sering digunakan adala

Polisi yang Berliku-Liku

Polisi yang Berliku-Liku Suparta kelahiran 1985 memilih profesi polisi memiliki alasan yang paling utama adalah membutuhkan pekerjaan. Selain itu, menurut Suparta, dengan menjadi polisi dia bisa mengabdi, mengayomi, melayani, dan melindungi masyarakat. Terinspirasi dari kecil untuk menjadi polisi sama sekali tidak ada dibenaknya, melainkan terinspirasi dari keluarga yang menjadi polisi. Perjalanan Suparta sangat berliku-liku sebelum akhirnya bisa menjadi polisi dan saat sudah menjadi polisi. Pada saat pertama mendaftar sudah ada informasi bahwa penerimaan Polisi di Bali hanya 100 orang sedangkan yang mendaftar sampai 1.500 orang. Pada saat itu, ada kebijakan dari Kapolda Bali IRJEN POL Mangku Pastika, bahwa penerimaan polisi akan diberikan kuota lebih banyak asalkan mau ditempatkan di luar polda Bali. Akhirnya kuota penerimaan yang awalnya 100 menjadi 500 padahal yang dibutuhkan hanya 100 sehingga konsekuensinya sisa dari 100 itu harus ditempatkan di luar Polda Bali. Suparta

Konser Band Lolot

Tugu Tiga Bergetar Kedatangan Band Lolot membuat bergetarnya Tugu Tiga yang berlokasi di desa Sukasada, kecamatan Buleleng, Bali (13/10/17). Band Lolot diundang oleh Hima PBSI UNDIKSHA dalam acara MGS Serangkaian Bulan Bahasa 2017. Awalnya tempat itu tidak terlalu ramai namun ketika pukul 22.25 pada saat persiapan konser Lolot terlihat penonton semakin bertambah banyak. Penonton tidak hanya berada di sekitaran Tugu Tiga namun juga ada yang yang menonton dari luar Tugu Tiga. Penonton mulai dari orang tua, remaja, dan anak-anak. Seperti Agung yang sedang bersama anaknya bernama Virta mengatakan, “Saya datang kesini atas permintaan anak saya, sehingga tadi pulang dari kerja saya langsung kesini”. Membludaknya penonton pada pukul 22.35 saat konser Band Lolot dimulai. Para penonton yang awalnya duduk santai secara serentak berdiri. Terlihat antusias para fans Band Lolot, yang rela dari jauh datang ke Tugu Tiga hanya untuk menonton konser Band Lolot. “Dimanapun ada konser Lo

Salon Spa dan Tata Rias

Davina 1 (Salon Spa dan Tata Rias) Sabtu sore (14/10/17), terlihat kesibukan para pegawai Salon Davina yang sedang melayani konsumen karena salon Davina buka dari jam 8.30-20.00 Wita. “Rata-rata dalam satu hari yang datang ke salon berjumlah 20 hingga 25 orang, kebanyakan smoothing, rebonding dan hair ion” kata Dewi pegawai salon Davina yang berasal dari Goris. Pelanggan bernama Kadek yang berumur 23 tahun mengatakan, “Saya berlangganan di salon Davina karena menurut saya salon Davina lebih bagus dari salon lainnya” Kadek yang pada saat itu sedang Hair Ion. Luh Puspa juga salah satu orang yang datang ke salon Davina mengatakan “Saya sedang mempercantik rambut dengan rebonding, baru dua kali saya datang ke salon ini namun saya sudah merasa puas dengan pelayanan yang diberikan dan juga pegawainya yang ramah”. Pada saat itu Luh Puspa ditangani oleh pegawai bernama Arik yang sudah bekerja selama empat tahun di salon Davina “Saya bekerja kurang lebih selama empat tahun dan semuanya say

Suasana Pantai Lovina

Cahaya Lovina 16.36 walau hari sudah sore namun panasnya cahaya matahari masih terasa di pantai Lovina. Banyak perahu yang bersandar di tepi pantai, namun ada perahu yang baru saja akan berlayar dan juga ada beberapa perahu yang sudah  berlayar jauh sampai akhirnya tak bisa terlihat oleh mata. Di sisi lain terlihat para nelayan diatas perahunya yang sedang sibuk menebar jalanya di bawah sinarnya sang mentari. Tidak heran jika wisatawan yang datang ke Pantai Lovina sore itu lumayan banyak karena hari itu adalah hari minggu (1/10/17). Beraneka cara mereka menikmati tempat itu, ada wisatawan yang hanya jalan-jalan menyisiri pantai, ada yang hanya duduk santai diatas pasir melihat indahnya lautan, ada yang bersendagurau duduk dibawah pepohonan bersama keluarganya dan bahkan ada turis laki-laki yang sedang mengajarkan anaknya berenang di pantai. Selain itu ada banyak pedagang yang berjejeran, dimana disepanjang jalan itu

Pengungsi Gunung Agung

4Jovem Bali Peduli Pengungsi Gunung Agung Semenjak ditetapknnya status Awas pada gunung Agung mengakibatkan para masyarakat yang berada pada zona berbahaya harus mengungsi dan meninggalkan rumah tercintanya. Begitu banyak titik lokasi pengungsian, salah satunya pengungsian Alas Jati Air Sanih yang berlokasi di desa Sanih wilayah kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng Bali. Untuk mencapai tempat pengungsin Alas Jati lumayan jauh dengan melewati jalan yang sempit dan tanjakan karena tempatnya berada di dataran tinggi. Keadaan Tempat Pengungsian Alas Jati Menurut Jro Made Sukresna (Jro Cilik) selaku Kelian Adat Desa Sanih, pengungsian di Air Sanih berawal sejak adanya berita tentang gunung Agung. Pertamanya ada sekitar 15 KK yang datang dan mereka mengatakan masih ada sanak keluarga di Karangasem. Akhirnya Kelian Adat mengunggah berita itu di Sosial Media Facebook mengatakan “Bahwa saya Kelian Adat de

Makanan Tradisional (Jajan Uli)

Tacit Knowledge (Jajan Uli Ala Dadong Luh Siti)     Jajan Uli adalah jajan  yang sering digunakan pada saat hari raya umat Hindu di Bali. Jajan ini sangat erat kaitannya dengan hari raya umat hindu contohnya pada saat hari raya Galungan dan Kuningan. Bagi masyarakat Hindu, banten merupakan wujud sembah bakti kepada Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa  karena didalam banten itu selain berisi buah juga berisi jajan Uli karena tanpa jajan Uli tdak akan  lengkap rasanya. Jajan Uli memiliki banyak varian mulai dari warna coklat, merah, putih, bahkan warna warni dan terkadang diatasnya berisi gula yang di taburkan. Jajan Uli sangat gurih namun tidak semua bisa membuat jajan Uli yang gurih dan enak. Dadong artinya nenek dalam bahasa Bali, dadong Luh Siti adalah nenek saya yang sudah biasa membuat jajan Uli, selain itu ia juga menjual jajan ini. banyak yang mengatakan kalau jajan Uli dadong Luh Siti enak dan gurih.  Pembuatan jajan Uli bisa dikatakan cukup mudah. Adapun bahan-b

Bahasa Langka

Mulai Dilupakannya Bahasa Daerah ! Indonesia memiliki aneka ragam bahasa, seperti halnya di Bali. Dimana Bali yang terkenal akan budayanya juga memiliki bahasa yang kaya dan berbeda-beda disetiap desa. Namun, tahukah saat ini bahasa di masing-masing daerah sudah mulai terlupakan oleh masyarakat. Sebenarnya bahasa daerah merupakan ciri khas dari daerah itu, oleh karena itu mulai saat ini ayo mulai mengingat-ingat lagi bahasa daerah di sekitarmu. Berikut ini adalah beberapa kata yang sudah mulai jarang diungkapkan oleh masyarakat di daerahku yaitu di Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Provinsi bali. 1.       Ceretan Yang biasa digunakan sebagai tempat untuk menaruh air minum, dalam bahasa Indonesia disebut Eskan 2.       Lumur Yang biasa digunakan untuk minum air, dalam bahasa Indonesia disebut Gelas 3.       Lepekan Yang biasa digunakan sebagai alas untuk menaruh kopi atau teh, dalam bahasa Indonesia disebut Alas Cangkit 4.     

MITOS

Mitos Desa Berbicara soal mitos, sangat banyak ada mitos di dunia ini. Masih ada beberapa masyarakat yang yakin dan percaya akan mitos. Salah satunya mitos yang sampai saat ini masih berkembang di Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali yakni sebagai berikut : Taukah Anda daun sirih? Daun sirih banyak memiliki manfaat oleh karena itu menurut mitos yang berkembang, pada saat mencari daun sirih tidak boleh pada saat sore menjelang malam, pada saat datang bulan, dan harus minta ijin kepada pemiliknya ketika meminta daun sirih. Jika hal itu semua itu sampai dilanggar, maka dipercaya daun sirih itu akan mati. Percaya tidak percaya sudah banyak yang membuktikan jika hal itu dilanggar maka daun sirih yang mereka tanam mati.   Mitos yang kedua, kebiasaan orang sehabis keramas pasti akan merasa mengantuk karena kepala rasanya adem, sehingga secara otomatis rasa ngantuk itu datang dan ingin merebahkan diri bahkan tidur. Mitos yang berkembang sampai saat ini